Kamis, 10 Januari 2008

Fenomena di Malam Tahun Baru Hijriah 1429 H.

Assalamu 'alaikum wrwb.

Rabu tanggal 9 Januari 2008 waktu itu jam 18.05 WIB saya baru sampai depan garasi. Kebetulan saya parkir mobil sebentar di depan masjid sambil menunggu pintu garasi rumah saya dibuka. Rumah saya memang kebetulan persis di depan masjid jami' Al-Mujahirin yang merupakan masjid RW di perumahan saya, Bantar Kemang Bogor.

Tak berapa lama pintu garasi terbuka dan kemudian saya memasukkan mobil ke dalam garasi. Tak berapa lama juga berkumandang bacaan-bacaan dzikir dan do'a pengantar sebelum bedug maghrib. Pintu mobil kubuka dan aku masuk ke rumah sementara di pintu telah menyambut Istri dan anak-anakku. "Assalamu 'alaikum..." kataku sambil memasuki pintu rumah. "Wa'alaikum salam wrwb.", balas istri dan anak2.

Sementara di masjid terlihat ramai sekali jama'ah yang mulai hadir, pria, wanita, anak2, bapak, dan ibu untuk menyambut kehadiran Tahun Baru Islam 1429 H. Menjelang maghrib, Ustadz H. Tamami menuntun para jama'ah untuk segera memasuki masjid karena akan diadakan do'a bersama menutup tahun 1428 H. Beberapa saat kemudian, melalui pengeras suara masjid, berkumandang takbir dan do'a penutup tahun. Sementara saya hanya dapat mendengarnya dari dalam rumah karena masih bebenah merapihkan barang-barang bawaanku dari kantor.

"Dug..dug.. dug.. 3x"
"... 4JJ1 Akbar ... 4JJ1 Akbar..."
Ternyata do'a telah selesai dan saatnya Azan maghrib berkumandang. Kemudian saya pergi untuk berwudhu dan segera menuju ke masjid untuk menunaikan shalat maghrib berjama'ah. Singkatnya, shalat maghrib telah selesai ditunaikan dan kemudian dilanjutkan dengan berdzikir dan berdo'a. Selesai berdo'a, dilanjutkan dengan shalat sunnah. Sebelumnya, Imam yang saat itu dipimpin oleh ustadz H. Tamami telah mengajak untuk melanjutkan do'a awal tahun yang akan dibacakan di waktu malam awal tahun yaitu ba'da maghrib. Kebetulan saya waktu itu tidak menunaikan shalat sunnah melainkan ke luar masjid menuju rumah.

Setibanya di rumah, saya duduk-duduk di teras sambil mendengarkan tausyiah singkat seputar tahun baru hijriah dan dilanjutkan dengan berdo'a bersama. Tanpa sengaja saya melihat ke arah langit tepatnya ke sebelah Selatan. "Subhanallah... Maha Besar 4JJ1..." Saya melihat semua langit berwarna mega merah dikarenakan matahari mulai terbenam. Warnanya sungguhnya cantik dan indah. Namun bukan itu yang saya takjubkan. Melainkan ada 1 fenomena di langit yang membuat saya terpana, yaitu di antara mega merah tadi terlihat juga sebuah garis lurus berwarna biru langit yang sungguh bersih dan cerah yang diapit oleh mega merah tadi.

Waktu terus bergulir dan do'a menyambut awal tahun telah dikumandangkan. Saya sendiri ikut berdo'a dan mendengarkannya melalui beranda teras rumah yang persis berhadapan dengan masjid. Masih sambil memandang lokasi fenomena tadi tiba-tiba melintas awan hitam di bagian langit yang berwarna biru tadi. Mirip seperti sebuah teks berjalan pada papan iklan informasi di jalan tol. Bedanya, kalau yang ini berjalannya awan hitam dengan latar belakang biru langit yang cerah dan diapit mega merah sebagai frame-nya. Sungguh pemandangan yang sangat jarang terlihat terutama oleh saya.

Melihat hal itu, saya memanggil istriku untuk ikut berdo'a dan memberitahukan tentang pemandangan di langit tadi. Saat itu do'a dibimbing langsung oleh ustadz H. Tamami dalam bahasa Arab dan Indonesia. Sungguh do'a yang sangat baik untuk dibacakan terutama bagi diri kami pribadi. Kami berdo'a sambil bercucuran air mata karena teringat segala sesuatu yang telah kami lakukan di satu tahun sebelumnya, baik terhadap keluarga, orang tua dan orang lain.

Tiba-tiba terdengar, "Subhanallah Pah... lihat...", kata istriku. Langsung saya juga membuka mata di tengah do'a tadi. Kami memang mengikuti do'a di beranda teras rumah yang kebetulan
juga menghadap ke arah masjid.

"Iya Mah, ada apa?", tanya saya. "Itu... lihat di langit yang tadi berwarna biru dan di apit oleh mega merah tadi. Awan hitam yang tadi. Coba diperhatikan." kata Istriku. "Subhanallah... Awan itu membentuk tulisan Muhammad (dalam tulisan Arab)", kataku. Kami berdua jadi terhenti berdo'a karena memperhatikan fenomena itu yang berlangsung kurang lebih 3 menit. Kemudian awan itu perlahan-lahan memudar dan dan mega merah telah berubah menjadi kegelapan, pertanda waktu mulai menjelang malam. Waktu itu sekitar 18.30 WIB. Kami kemudian sadar dan kembali melanjutkan berdo'a kembali bersama-sama dengan para jama'ah yang berada di dalam masjid. Tak berapa lama kemudian do'a pun selesai.

"Subhanallah yach Pah, kita diperlihatkan oleh 4JJ1 tulisan Muhammad tadi. Sayangnya kita
tidak bisa mengabadikannya dengan kamera atau sejenisnya.", kata istri saya. Memang kebetulan kamera kami sedang rusak dan waktu sempat meminjam kamera Tele Olympus milik teman saya, Firman, tapi juga telah dipulangkan sehingga kami tidak dapat mengabadikan fenomena tadi.

Saya berpikir dan berdo'a, "Ya 4JJ1, Engkau telah menunjukkan kebesaran-Mu di hadapan kami. Ya, 4JJ1 kami hanya berharap Engkau selalu dapat melindungi dan menjaga keluarga kami tetap berada di bawah koridor-Mu. Ya, 4JJ1 limpahkanlah selalu kami rahmat dan hidayah-Mu serta rezeki yang berkah dan bermanfaat. Hindarilah kami dari perasaan riya', dengki, dan gibbah (gosip) yang dapat membuat kami lengah dan takabur. Mudah-mudahan ini menjadi awal tahun yang baik khususnya bagi kami sekeluarga dan bangsa ini. Amiiin..."

Mudah-mudahan apa yang saya alami hari Rabu malam (9 Januari 2008, pukul 18.15 - 18.45) dapat menjadi pelajaran bagi kita semua terutama saya pribadi. Tidak ada maksud dari saya pribadi untuk berbuat riya' atau takabur melainkan hanya ingin berbagi cerita saja.

Akhir kata, terima kasih telah dengan sabar membaca blog saya ini.

Wassalamu 'alaikum wrwb.

Tidak ada komentar: